Yogi Triana, kiper Persita Tangerang mengatakan dua faktor yang menjadikan dirinya menjadi pesepak bola hingga saat ini yakni faktor lingkungan dan keluarga. Kiper berusia 26 tahun ini memang tinggal di area lapangan sawangan, Depok. Lapangan yang sering dipakai untuk berlatih maupun bermain oleh pesepak bola amatir dan juga profesional. "Di Sawangan memang kental akan sepak bola ya, dulu ada Pelita Jaya, jadi hari hari memang dekat dengan sepak bola. Bapak juga dulunya mengurus mengurus Pelita juga, akhirnya saya pun masuk ke sepak bola," ucap pemain bernomor punggung 28 ini dalam sesi rindu pendekar yang dibawakan media officer Persita, Yetta Angelina pekan lalu.

Kelas satu SMP, Yogi pun mulai masuk ke dalam sekolah sepak bola atau SSB dan menjadi striker. Namun, Yogi memutuskan menjadi kiper dari striker setelah kepincut dengan performa Gianluigi Buffon yang ia lihat di televisi. Akhirnya ia pun menjadi kiper. Memasuki kelas dua SMA, Yogi sudah menembus skuad Pelita U 21 kala itu. Satu keuntungan yang diperolehnya kala itu adalah berlatih dengan skuad Pelita senior meskipun dirinya secara tim memperkuat Pelita junior.

Satu tahun di Pelita U 21, dirinya pindah ke Persita, dan baru mendapatkan menit bermain bersama Persita senior saat tahun 2014. Spesialnya lagi, dia memainkan debut spesial melawan Persija Jakarta 2014 lalu di usia 20 tahun. Meskipun kalah 1 0, namun penampilannya mendapatkan apresiasi. Di Persita Tangerang, dirinya memiliki kiper senior seperti Mukti Ali Raja. Ada satu wejangan yang diperolehnya sebagai pemicu semangat dari seorang Mukti Ali Raja.

"Saat itu Mukti mengatakan ketika saya diberi kepercayaan bermain, maka saya harus bermain maksimal dan sebaik mungkin. Jika tidak, maka saya akan terpinggirkan," jelasnya. Ada prestasi terbaru yang diraih oleh Yogi Triana bersama Persita adalah menjadi runner up Liga 2 Indonesia musim 2019 dan promosi ke Liga 1 Indonesia.