Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengingatkan bahwa virus corona tumbuh subur dan bersemayam di tenggorokkan manusia. Sekali pun cuaca di Indonesia cukup panas, hal itu tidak serta merta dapat membunuh virus tersebut. "Dengan cuaca panas, virus yang di tenggorokkan tidak akan mati," kata Daeng kepada Kompas.com, Jumat (3/4/2020).

Lebih jauh, ia mengingatkan, agar masyarakat dapat menerapkan social distancing. Sebab, virus corona sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang lain melalui droplet. "Akan tetap berpotensi menular lewat droplet atau percikan saat batuk, bersin dan berbicara," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, virus corona tak kuat bertahan di cuaca Indonesia yang cenderung panas. Hal itu disampaikan Luhut seusai rapat bersama Presiden Joko Widodo melalui sambungan konferensi video, Kamis (2/4/2020). "Dari hasil modelling kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini yang panas dan juga itu untuk Covid 19 ini enggak kuat," kata Luhut.

Meski demikian, Luhut mengatakan, bukan berarti masyarakat Indonesia tak memberlakukan aturan jaga jarak karena diuntungkan faktor geografis dalam menghadapi wabah Covid 19. Ia mengatakan, kedisiplinan untuk menjalankan aturan jaga jarak, menghindari kerumunan, dan tetap beraktivitas di rumah tetap wajib dilakukan untuk memutus mata rantai penularan virus corona. Tanpa disiplin dalam menjaga jarak, Luhut menegaskan, rantai Covid 19 tidak akan selesai.