Berdasarkan hasil uji klinis, para telah mengkonfirmasi bahwa Chloroquine Phosphate yang merupakan obat antimalaria, memiliki efek kuratif tertentu pada penyakit (Covid 19). Melansir The Star yang mengutip Xinhua, hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat pada Senin (17/2/2020). The Star menuliskan, menurut Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Nasional Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, para "dengan suara bulat" menyarankan bahwa obat tersebut bisa dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan dan diterapkan dalam uji klinis yang lebih luas sesegera mungkin.

Sun menjelaskan, Chloroquine Phosphate, yang telah digunakan selama lebih dari 70 tahun, dipilih dari puluhan ribu obat yang ada setelah beberapa putaran skrining uji coba. Menurutnya, obat tersebut telah melalui uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di Provinsi Guangdong China selatan dan Provinsi Hunan di China tengah, dan telah menunjukkan kemanjuran yang cukup baik. Dalam uji coba, kelompok pasien yang telah menggunakan obat telah menunjukkan indikator yang lebih baik daripada kelompok paralel mereka, terkait berkurangnya demam, peningkatan gambar pada CT paru paru, dan persentase pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus.

"Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih," tambahnya kepada Xinhua. Sun memberi contoh seorang pasien berusia 54 tahun di Beijing, yang dirawat di rumah sakit empat hari setelah menunjukkan gejala virus corona. Setelah minum obat selama seminggu, ia melihat semua indikator membaik dan asam nukleat berubah negatif.

Sejauh ini, tidak ada reaksi merugikan serius yang jelas terkait dengan obat telah ditemukan di antara lebih dari 100 pasien yang terdaftar dalam uji klinis, katanya. Sementara itu, melansir South China Morning Post , otoritas kesehatan China pada hari Selasa melaporkan terdapat 1.886 kasus virus corona baru dan 98 kematian di China daratan. Kondisi itu menjadikan totalnya masing masing menjadi 72.436 dan 1.868, per Senin (17/2/2020) tengah malam.

Provinsi Hubei, pusat wabah virus corona, melaporkan 1.807 kasus baru di mana 1.600 di antaranya terjadi di ibukota provinsi Wuhan. Dilaporkan pula ada 93 kematian di wilayah ini. Di sisi lain, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan ada sekitar 1.701 pasien yang telah pulih pada Senin.

Angka angka terbaru dari Hubei membawa jumlah total kasus di provinsi Hubei menjadi 59.989 dan jumlah kematian menjadi 1.789. Sehari sebelumnya, provinsi Hubei telah mengumumkan 1.933 kasus baru dan 100 kematian. "Dari total Hubei untuk hari Senin, 1.600 kasus baru dan 72 kematian terjadi di ibukota provinsi Wuhan," jelas komisi kesehatan Hubei seperti yang dikutip dari South China Morning Post .

Artikel ini pernah tayang di kontan.id dengan judul "