Departemen Kesehatan Malaysia (MOH) melaporkan varian mutasi virus corona SARS CoV 2. Varian mutasi ini bernama D614G, yang digambarkan lebih agresif dan menular dari yang lain. Untuk diketahui SARS CoV 2 memang telah mengalami beberapa mutasi sejak pandemi muncul pada Desember 2019.

Namun, sejauh ini dilaporkan hanya mutasi D614G yang berhasil diidentifikasi sebagai kemungkinan mengubah perilaku virus SARS CoV 2. Mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin), sehingga disebut D614G. Menurut Direktur Jenderal kesehatan, Noor Hisham Abdullah, virus yang bermutasi itu hampir 10 kali lebih menular daripada virus corona biasa.

"Ini pergerakan mutasi, yang juga dikenal sebagai D614G, dikatakan memiliki tingkat menular yang tinggi, hampir 10 kali lebih tinggi dari biasanya pada Covid 19," jelas Noor Hisham pada konferensi pers, Selasa (18/8/2020). Dia juga menyatakan bahwa tindakan cepat MOH untuk mengisolasi pasien Covid 19 dan individu yang terkena kasus positif, tetapi diuji negatif, menghasilkan keberhasilan dalam mencegah penyebaran D614G. Dengan intervensi cepat pada saat yang tepat, kami berhasil mengendalikan transmisi virus, "tambahnya.

"Ada kemungkinan besar cepatnya penularan mungkin disebabkan oleh virus yang bermutasi dan orang yang terkena virus tidak mengikuti prosedur operasi standar (SOP)." Noor Hisham menekankan bahwa penelitian masih pada tahap awal dan ada lebih banyak masih harus dipecahkan terkait Covid 19. Para ilmuwan internasional menfatakan, varian Covid 19 D614G, sudah ditemukan oleh para ilmuwan pada bulan Juli 2020.

Ilmuwan Singapura, seperti yang dilaporkan The Straits Times, mencatat varian ini sudah ditemukan di Singapura sejak enam bulan yang lalu pada bulan Februari. Virologi di Universitas Columbia Dr Angela Rasmussen dari Amerika Serikat juga menepis penjelasan Malaysia bahwa varian D614G "ditemukan 10 kali lebih mudah untuk menginfeksi individu lain". "In vitro infectivity, prevalensi, dan data filogenetik tidak membuktikan mutasi ini membuat #SARSCoV2 lebih Transmissible," katanya dalam kicauannya di Twitter.(Straits Times/The Star/Reuters/Channel News Asia)